Para calon sarjana komputer ini bisa mahasiswa Jurusan ilmu komputer, teknik informatika, sistem informasi, dan jurusan yang serumpun lainya. Menurut saya penyebabnya adalah:
Karena banyak mahasiswa yang gagal ‘move on’ dari cara belajar di bangku sekolah ke cara belajar bangku kuliah. Dasar mata kuliah pemrgraman biasanya diberikan di semester 1 dan semester 2. Nah ketika cara belajar yang dipakai mahasiswa masih cara belajar di SMA disitulah akan menimbulkan masalah. Apa sih bedanya cara belajar anak sekolahan sama anak kuliahan? Filsosofinya sederhana sekali, anak sekolahan itu ibarat anak kecil yang belum bisa makan sendiri sehingga harus disuapi, kalau anak kuliahan sampean itu dianggap sudah besar (istilah keren nya ‘adult learner‘), sudah bisa makan sendiri. Kalau lapar ya makan sendiri dan tahu makanan apa yang terbaik untuk kamu. Hampir semua mahasiswa hanya mengandalkan dan merasa sudah cukup belajar hanya dari perkuliahan di kelas, padahal kuliah dikelas itu seharusnya hanya stimulus alias perangsang buat sampean untuk belajar sendiri lebih lanjut. Analoginya, kuliah di kelas hanya petunjuk makanan apa yang bagus untuk pertumbuhan sampean. Selanjutnya sampean sendiri yang harus mencari dan memakan sendiri makanan itu.
Semakin banyak mahasiswa yang SPOILED alias MANJA alias Manis Jancuki. Ini berdasarkan observasi saya membandingkan model mahasiswa jaman sekarang dan mahasiswa jaman saya dulu (awal 2000 an). Mungkin karena lingkungan jaman anak sekarang yang terlalu dimanja oleh teknologi dan dibalut budaya konsumerisme yang mengakibat mental ora wani soro ini. Mahasiswa jaman sekarang ke kampus dandananya modis, wangi. Ke kampus nyetir mobil. Peganganya berbagai Gadget. Tongkronganya (alasanya ngerjakan tugas bareng) di mall. Dari keluarga miskin, dapat tunjangan biaya hidup beasiswa Bidik Misi. Jaman saya kuliah dulu, baju andalanya jaket hima (dalamnya ndak ganti-ganti, bau pisan), ke kampus kebanyakan jalan kaki atau ngontel, atau sekeren-kerenya pakek sepeda motor butut. Handphone tuh yang punya masih beberapa orang dan masih handphone nokia monophonic.
Saya juga tahu dengan mata kepala sendiri, ada beberapa teman saya yang harus kerja serabutan demi untuk bertahan hidup karena orang tua tak mampu membiayai. Tetapi kalau bicara daya juang jangan tanya. Masih ingat jaman kuliah dulu, kalau ngerjakan tugas harus di lab. Hampir tiap malam bahkan sabtu-minggu ngelembur ngerjakan di Lab. Jangankan laptop, PC saja masih satu dua orang saja yang punya. Internet juga masih barang mahal, tidak seperti sekarang yang tersedia WIFI dimana-mana. Sehingga semuanya harus dikerjakan di Lab. Jamanya dosen saya (tahun 90-an) lebih soro lagi. Tetapi kemudahan fasilitas yang dimiliki mahasiswa jaman sekarang itu anehnya tidak membuat mahasiswa semakin pintar. Tapi sebaliknya. Kalau jaman dulu, seorang mahasiswa bisa menguasai 3-5 bahasa pemrograman itu sudah biasa, anak sekarang bisa satu bahasa pemrograman saja sudah syukur. Indeed, semangat belajar mahasiswa jaman dulu jauh lebih tinggi dari mahasiswa jaman sekarang. Benar filosofi huruf jawa, kalau dipangku mati, artinya kalau seseorang itu terlalu diberi kemudahan malah kreatifitasnya mati, dan sebaliknya.
Ada gap knowledge yang terlalu lebar antar dosen dan mahasiswanya. Dosen setidaknya harus berijasah S2, banyak diantarnya yang bergerlar Doktor dan Professor. Nah, ini sering kali beberapa dosen secara tidak sadar bahwa yang berada dihadapanya adalah anak-anak yang baru lulus sekolah kemaren sore. Sering kali dosen ini menggunakan jargon-jargon yang kurang membumi yang sangat biasa di kepala dosen, tapi masih sangat asing di kepala para mahasiswa. Gap knowledge inilah yang sering kali membuat mahasiswa gagal paham bahkan malah bingung. Idealnya, seorang dosen yang hebat adalah yang bisa menjelaskan konsep-konsep yang rumit menjadi hal-hal sederhana yang mudah dipahami mahasiswanya, mindset nya ketika mengajar sementara harus dirubah dulu ke mindset anak-anak yang baru lulus sekolah kemaren sore. Tetapi, indeed pengalaman saya jadi dosen, ini bukan perkara yang mudah.
Lihat juga postingan terbaru minggu ini :
No comments:
Post a Comment